Serunya Wisata Edukasi Di Museum Geologi Bandung – Museum Geologi Bandung didirikan pada tanggal 16 Mei di tahun 1928. Museum yang populer ini telah direnovasi dengan menggunakan dana bantuan yang cukup besar dari JICA atau Japan International Cooperation Agency. Setelah direnovasi, Museum Geologi kemudian dibuka kembali dan saat itu diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia, Ibu Megawati Soekarnoputri tanggal 23 Agustus tahun 2000. Sebagai salah satu monumen yang bersejarah, museum geologi Bandung ini berada di bawah perlindungan pemerintah dan juga dijadikan sebagai peninggalan nasional. Dalam Museum Geologi Bandung ini, tersimpan berbagai materi-materi geologi yang sangat banyak. Misalnya seperti fosil, batuan dan berbagai mineral. Semuanya itu dikumpulkan selama dilakukan kerja lapangan di Indonesia mulai tahun 1850. Nah bagi Anda yang ingin menikmati serunya wisata edukasi di Museum Geologi Bandung, berikut beberapa penjelasannya sebagaimana dikutip dari Wikipedia dan beberapa sumber lain.
Sejarah Museum Geologi Bandung
Awalnya Museum Geologi Bandung ini berawal dari sebuah kegiatan penyelidikan tentang Tambang dan Geologi di Indonesia oleh ahli geologi yang berasal dari Eropa, tepatnya pada sekitar pertengahan abad ke 17. Kegiatan penyelidikan ini dimulai pada saat terjadinya peristiwa revolusi industri di berbagai Negara di Eropa pada abad ke 18, sehingga sangat membutuhkan banyak bahan tambang untuk bahan baku industrinya. Pemerintah Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia sadar tentang hal itu dan hanya dengan penguasaan berbagai hasil tambang dan sumber daya lainnya mereka dapat menunjang perekonomian Belanda. Untuk dapat melakukan berbagai penelitian dan juga penyimpanan bahan tambang serta fosil yang ditemukan dalam penyelidikan tersebut, maka dibutuhkan sebuah tempat yang cukup memadai, sehingga pemerintah Belanda akhirnya membangun sebuah gedung untuk menampung hal tersebut. Dibangunlah sebuah gedung dengan nama gedung Geologisch Laboratorium.
Sering waktu yang berjalan dan dengan masuknya pendudukan Jepang di Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium juga ikut berpindah kepengurusannya dan kemudian diberi nama dengan Kogyo Zimusho. Setelah itu setahun kemudian namanya diganti menjadi Chishitsu Chosacho. Setelah Indonesia merdeka, gedung tersebut kemudian dikelola oleh Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG) pada tahun 1945 hingga 1950. Namun, selama gedung ini dikelola oleh PDTG banyak terjadi masalah pasukan sekutu ingin selalu menguasainya dan gedung geologi waktu itu dikosongkan serta berkasnya dipindahkan ke sebuah tempat yang aman. Gedung geologi yang telah kosong tersebut diduduki oleh pemerintah Belanda dan namanya kembali menjadi gedung Geologische Dienst. Karena pertempuran yang sering terjadi dimana-mana dan dokumen penting yang ada selalu dipindah-pindahkan hingga tahun 1950 dan kemudian kembali lagi ke Bandung. Setelah dikembalikan ke Bandung semua kegiatan akhirnya kembali normal dan pengelolaan gedung geologi semakin membaik dan hingga saat ini menjadi Museum Geologi Bandung dengan kualitas pelayanan yang cukup memuaskan dan koleksinya yang sangat banyak. Dengan telah dibentuknya Badan Geologi, maka Museum Geologi saat ini dikelola oleh badan tersebut yang berada dibawah naungan kementerian ESDM.
Fasilitas dan Koleksi Museum Geologi Bandung
Museum Geologi Bandung terbagi menjadi 3 ruang utama. Yaitu ruang orientasi yang berada di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan juga Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi diisi dengan peta geografi Indonesia yang berbentuk relief layar lebar yang selalu menayangkan kegiatan geologi dan juga museum dalam bentuk sebuah animasi, bilik pelayanan informasi museum dan juga bilik pelayanan pendidikan serta penelitian. Sementara itu Ruang Sayap Barat populer dengan Ruang Geologi Indonesia, yang isinya terdiri dari beberapa bilik yang menyediakan informasi tentang :
- Hipotesis kejadianbumi dalam sistem tata surya.
- Tatanan tektonik regional yang kemudian membentuk geologi Indonesia. Ini diwujudkan dalam sebuah bentuk maket model gerakan dari lempeng-lempeng kulit bumi yang aktif.
- Keadaan geologi dari pulau Sumatera, Pulau Jawa, PulauSulawesi, PulauMaluku dan Pulau Nusa Tenggara serta PulauIrian Jaya.
- Berbagai fosil serta sejarah asal manusia menurut teori evolusi Darwin juga ada di sini.
Selain maket dan berbagai panel informasi, setiap bilik di ruangan ini juga memperlihatkan banyak jenis batuan seperti batuan beku, sedimen dan malihan serta sumber daya mineral yang berada di setiap daerah. Berbagai batuan dan juga mineral menempati bilik yang ada di sebelah baratnya, bilik ini memperlihatkan berbagai macam batuan, mineral seta susunan kristalografi yang berbentuk panel dan juga peraga asli. Masih berada di dalam ruangan yang sama, diperlihatkan juga kegiatan penelitian geologi di Indonesia termasuk berbagai macam peralatan atau perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan juga penelitian serta hasil akhir dari kegiatan seperti berbagai peta geolologi, peta geofisika, peta gunung api, peta geomorfologi, peta seismotektonik dan segalanya.
Ada juga berbagai publikasi sebagai sarana bagi pemasyarakatan data dan juga informasi geologi di Indonesia. Ujung ruang sayap barat merupakan ruang yang memamerkan tentang kegunungapian, yang menjelaskan tentang berbagai keadaan beberapa gunung api yang aktif di Indonesia seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Krakatau, Gunung Galunggung, Gunung Merapi dan Gunung Batu. Selain adanya berbagai panel informasi,ruangan yang satu ini juga dilengkapi dengan sebuah maket kompleks Gunung api Bromo – Kelut – Semeru. Ada juga beberapa contoh batuan hasil dari kegiatan gunung api yang tertata di dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan memamerkan sejarah pertumbuhan dan juga perkembangan makhluk hidup, dari manusia primitif hingga modern yang bermukim di planet bumi ini populer sebagai sebagai ruang sejarah kehidupan. Berbagai panel gambar yang terlihat menghiasi dinding ruangan diawali dengan beberapa informasi tentang keadaan planet bumi yang sudah terbentuk sekitar empat setengah milyar tahun yang lalu, saat makhluk hidup yang sangat dan paling primitif pun belum ada dan ditemukan.
Kemudian beberapa miliar tahun setelahnya, ketika bumi sudah mulai menjadi tenang, lingkungannya juga mendukung perkembangan serta beberapa jenis tumbuhan yang bersel-tunggal, yang keberadaannya terekam dalam berbagai bentuk fosil Reptilia yang bertulang belakang dengan ukuran besar yang hidup pada Masa Mesozoikum Tengah hingga Masa Mesozoikum Akhir atau sekitar 210-65 juta tahun lalu. Semuanya diperagakan dalam berbagai bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Sejenis kadal buas yang memakan daging) yang panjangnya bisa mencapai 19 m, tingginya hingga 6,5 m dan beratnya mencapai 8 ton.
Kehidupan awal di muka bumi yang dimulai pada sekitar 3 miliar tahun lalu kemudian berkembang dan juga berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi dari mamalia yang telah hidup pada zaman Tersier (6,5 – 1,7 juta tahun lalu) dan juga Kuarter (1,7 juta tahun yang lalu hingga sekarang) di Indonesia ini terekam dengan sangat baik melalui berbagai fosil binatang menyusui seperti gajah, kerbau, badak, kuda nil dan juga hominid yang pernah ditemukan pada berbagai lapisan tanah di berbagai tempat khususnya di sekitar Pulau Jawa.
Ada juga berbagai fosil tengkorak manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia seperti Ho-mo erectus P. VIII dan juga di beberapa tempat lainnya di berbagai penjuru dunia terkoleksi di museum ini dalam bentuk replikanya. Begitu juga dengan artefak yang saat itu digunakan, yang menjadi ciri perkembangan kebudayaan purbakala dari waktu ke waktu. ada juga penampang stratigrafi sedimen Kuarter dari daerah Sangiran – Solo, Trinil dan juga Mojokerto yang sangat berguna dalam mengungkap sejarah dan juga evolusi manusia purba yang diperagakan dalam berbagai bentuk panel dan maket.
Ada juga sejarah pembentukan Danau Bandung yang populer dan melegenda. Semuanya ditampilkan dalam sebuah bentuk panel yang terdapat di ujung ruangan. Ada fosil ular dan juga ikan yang pernah ditemukan pada salah satu lapisan tanah pada bekas Danau Bandung serta beberapa artefak yang diperagakan sebagaimana bentuk aslinya. Artefak yang telah terkumpul dari beberapa tempat yang ada di pinggiran Danau Bandung dapat menunjukkan bahwa kurang lebih sekitar 6000 tahun yang lalu danau Bandung tersebut pernah menjadi tempat bermukimnya manusia prasejarah. Informasi lengkap mengenai fosil dan juga sisa-sisa kehidupan pada masa lalu ditempatkan dalam bilik tersendiri di dalam Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi penting yang disampaikan pada para pengunjung dan pecinta wisata sejarah diantaranya adalah proses pembentukan sebuah fosil, termasuk juga batu bara serta minyak bumi, selain kondisi lingkungan purba.
Lantai 2 museum geologi Bandung juga terbagi menjadi tiga ruangan utama, yaitu ruang barat, ruang tengah serta ruang timur. Ruang barat digunakan oleh staf museum dan ruang tengah serta ruang timurnya digunakan untuk berbagai peragaan yang dikenal sebagai ruang geologi bagi kehidupan manusia.
Ruang tengah dilantai 2 ini berisi maket pertambangan emas paling besar di dunia, yang letaknya di Pegunungan Tengah provinsi Irian Jaya dan berbagai tambang lainnya di dunia. Sedangkan ruang timur lantai 2 ini terbagi menjadi 7 buah ruangan kecil, yang semuanya memberikan berbagai informasi tentang aspek positif dan aspek negatif tataan geologi terhadap kehidupan manusia, khususnya yang ada di Indonesia. Rinciannya seperti berikut:
- Ruang 1 memberikan informasi tentang berbagai manfaat mineral atau batu-batuan bagi manusia, ada juga panel gambar sebaran sumber daya mineral yang ada di Indonesia.
- Ruang 2 memperlihatkan rekaman kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi sumber daya mineral.
- Ruang 3 memberikan informasi mengenai pemakaian mineral pada kehidupan sehari-hari, baik itu secara tradisional ataupun modern.
- Ruang 4 memberikan informasi cara pengolahan dan juga pengelolaan komoditi mineral serta energi.
- Ruang 5 memberikan informasi tentang berbagai macam bahaya geologi atau aspek negatifnya seperti tanah longsor, letusan gunung api dan sebagainya.
- Ruang 6 memberikan informasi mengenai aspek positif geologi terutama yang berkaitan dengan gejala-gejala gunung api.
- Ruang 7 memberikan informasi tentang sumber daya air dan cara pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan bagi kelestarian sumber daya tersebut.
Lokasi Museum Geologi Bandung
Lokasi museum geologi Bandung tepatnya berada di Jalan Diponegoro nomor 57 – Bandung. Anda bisa menempuhnya hanya dengan 25 menit saja dari Bandara Husein Sastranegara, sekitar 15 menit saja dari Stasiun Kereta Api Bandung, sekitar 30 menit saja dari Terminal Bis Leuwi Panjang dan sekitar 15 menit saja dari Terminal Bus Cicaheum.
Jadwal Buka Dan Harga Tiket Masuk Museum Geologi Bandung:
Harga tiket masuk museum geologi Bandung cukup terjangkau dan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
- Pelajar dan Mahasiswa : Rp. 2.000
- Umum : Rp. 3.000
- Asing/Pelajar Asing : Rp. 10.000
Jadwal buka Museum Geologi Bandung :
- Senin – Kamis jam 08.00-15.30
- Sabtu – Minggu jam 08.00-13.30
Nah, tunggu apalagi, ayo ke Bandung dan nikmati serunya wisata edukasi di Museum Geologi Bandung bersama keluarga, selain menyenangkan, kita juga akan belajar tentang banyak hal disini.
Terima kasih telah membaca artikel tentang museum geologi bandung, museum geologi. Apabila artikel ini bermanfaat silakan dibagikan, terima kasih.